Pertunjukan barong dan rangda sangat kental bernuansa ritual magis yang sampai sekarang masih tetap ada dan didukung oleh masyarakat di Bali. Pertunjukan barong dan rangda tersebut merupakan warisan budaya yang menunjukkan adanya bentuk dan struktur kesenian dari paham animisme. Permasalahan penelitian ini adalah pesanpesan budaya yang terdapat pada barong dan rangda. Masalah difokuskan pada (1) bagaimana proses pembuatan dan asal-usul barong dan rangda, (2) bagaimana tahapan sakralisasi barong dan rangda, (4) pesan-pesan budaya apakah yang terdapat pada barong dan rangda yang meliputi estetika, simbol, mitos, dan pertunjukan. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan pendekatan etnografis. Latar penelitian adalah daerah propinsi Bali. Data dikumpulkan melalui observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan dokumen. Analisis data melalui tahapan pereduksian data, penyajian data hasil reduksi, verifikasi, dan pengambilan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan fakta-fakta sebagai berikut: (1) bentuk barong dan rangda menunjukkan adanya perpaduan antara kesenian Jawa dengan Bali dan mendapat pengaruh atau inspirasi Barongsai dari Cina (2) proses pembentukan, diawali dengan melakukan upacara memohon kayu atau nuwedin dan upacara pralina, setelah itu sangging memulai mengerjakan kayu tersebut hingga menjadi bentuk topeng dengan tahapan makalin, ngerupa, ngalusin, dan, memulas (3) proses sakralisasi melalui upacara prayascita atau pemelaspas, dan kemudian mengisi topeng barong dan rangda dengan pedagingan, selanjutnya dilakukan upacara pasupati dan ngerehin (4) barong dan rangda merupakan karya seni rupa yang disakralkan masyarakat, oleh sebab itu sarat dengan pesan-pesan budaya dan merupakan simbol/mitos dalam pertunjukannya. Kata kunci : barong, rangda, karya seni, pesan budaya, simbol dan mitos