Sampai dengan saat ini Pemerintah Daerah hanya sebatas memperhatikan biaya awal pembangunan, pada dasarnya belum tentu pada awal pembangunan yang memerlukan biaya lebih murah akan memberikan biaya siklus hidup (Life Cycle Cost) yang rendah pula. Pada penyusunan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya siklus hidup (Life Cycle Cost) berdasarkan pemilihan jenis perkerasan baik perkerasan lentur dan perkerasan kaku. Biaya siklus hidup (Life Cycle Cost) berupa tahapan dimana biaya awal pembangunan, biaya pemeliharaan rutin, serta biaya pemeliharaan berkala. Pada biaya siklus hidup perkerasan lentur mendapatkan nilai lebih rendah pada awal pembangunan sebesar Rp. 18.300.000.000 dari pada perkerasan kaku yang mendapat nilai lebih besar terhadap perkerasan lentur Rp. 85.810.000.000. Pada masa pemeliharaan rutin perkerasan lentur mendapat nilai Rp. 12.467.500.000 lebih besar daripada perkerasan kaku yang menapat nilai sebesar Rp. 2.039.500.000. Pada setiap 5 tahun, perkerasan lentur memerlukan biaya pada masa pemeliharaan berkala sebesar Rp. 81.959.000.000 sedangkan pada perkerasan kaku tahun ke 10 memerlukan pemeliharaan berkala berupa pelapisan ulang (Overlay) dikarekangraving pada permukaan beton mengalami keauasan sehingga memerlukan biaya sebesar Rp. 18.223.400.000 yang lebih rendah daripada pemeliharaan berkala pada perkerasan lentur. Sehingga penyusunan biaya siklus hidup (Life Cycle Cost) sangat diperlukan guna mendapatkan gambaran nilai biaya yang diperlukan untuk mencapai umur rencana yang diinginkan. Maka dari itu sebaiknya penyusunan biaya siklus hidup bersamaan pada tahapan perencanaan (Detail engineering Design) untuk memastikan gambaran biaya berdasarkan jenis perkerasan yang digunakan.
Tópico:
Occupational Health and Safety Management
Citaciones:
1
Citaciones por año:
Altmétricas:
0
Información de la Fuente:
FuenteSeminar Keinsinyuran Program Studi Program Profesi Insinyur